ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Presiden Amerika (AS) Serikat Donald Trump mendesak seluruh negara personil NATO untuk segera menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Hal ini terlihat dari surat terbuka nan dikirim ke NATO.
Surat tersebut dikirim melalui unggahan di platform Truth Social nan ditujukan kepada semua negara NATO. Dalam surat tersebut, ada ancaman Trump nan bakal menahan hukuman AS jika aliansi Barat tidak kompak menjatuhkan embargo daya terhadap Moskow.
"Saya siap memberikan hukuman berat kepada Rusia ketika semua negara NATO telah sepakat untuk melakukan perihal nan sama, dan ketika semua negara NATO BERHENTI MEMBELI MINYAK DARI RUSIA," tulis Trump, Sabtu (13/9/2025), dalam unggahan nan dia sebut sebagai surat kepada NATO dan dunia.
Trump menilai komitmen NATO untuk memenangkan perang Ukraina tetap lemah, terlebih lantaran sejumlah personil aliansi tetap membeli daya dari Rusia.
"Ini sangat melemahkan posisi negosiasi dan daya tawar Anda terhadap Rusia," kata Trump.
Ia juga mengusulkan agar NATO menjatuhkan tarif 50-100% kepada China, nan dianggap menopang ekonomi Rusia di tengah isolasi global.
"Jika NATO melakukan apa nan saya katakan, perang bakal segera berakhir. Jika tidak, Anda hanya membuang-buang waktu saya," tulisnya.
Menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), Turki menjadi pembeli minyak Rusia terbesar ketiga di bumi setelah China dan India. Negara personil NATO lain nan tetap mengimpor minyak Rusia termasuk Hongaria dan Slovakia.
Pengamat hubungan internasional dari Atlantic Council, Daniel Fried, menilai sikap Trump menunjukkan pola lama tekanan terhadap sekutu.
"Trump kembali menempatkan NATO di bawah ultimatum. Namun, menghentikan minyak Rusia sepenuhnya bakal susah lantaran beberapa personil tetap sangat berjuntai pada pasokan tersebut," ujar Fried.
Unggahan Trump muncul di tengah meningkatnya eskalasi militer Rusia di Eropa Timur. Pekan lalu, pasukan Polandia dan NATO menembak jatuh drone Rusia nan melanggar wilayah udara Polandia, dalam serangan terbesar Moskow terhadap Ukraina sejak 2022.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menyoal Perang Tarif Trump, Bahlil: Jangan Seolah-Olah Dunia Berakhir!