Usman Hamid Soal Dibatalnya Pameran Yos Suprapto: Seni Itu Punya Kebebasan

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid angkat bicara ihwal batalnya pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto beberapa waktu lalu.

Menurut dia, untuk karya seni, di dalam literatur kewenangan asasi manusia itu disebut kebebasan artistik, kebebasan berkesenian.

"Karena dia kebebasan artistik, maka dia sebenarnya jauh dari ranah nan dibayangkan bagai alasan-alasan pembredelan," kata Usman Hamid dalam obrolan berjudul 'Seni Sebagai Medium Kritik Kekuasaan' nan digelar di area Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024).

Dia menyebut, pada umumnya di dunia, pemberedelan karya seni sebagai ekspresi artistik terjadi di negara-negara totaliter, setidak-tidaknya di negara otoriter.

"Ada tiga penyebab biasanya kenapa lukisan misalnya disensor di negara-negara otoriter. nan pertama, itu lantaran mengganggu stabilitas politik. nan kedua, lantaran mengganggu norma agama. Dan nan ketiga, lantaran mengganggu norma sosial," ujarnya.

Dalam banyak kasus, seperti di Indonesia di masa Orde Baru, Usman menyatakan bahwa kebanyakan penyensoran karya seni terjadi lantaran alasan-alasan norma politik alias stabilitas politik.

"Jadi ketika berita lukisan Mas Yos Suprapto diminta dicabut, maka saya langsung terbayang jangan-jangan ada kritik politik di dalamnya," tuturnya.

Dalam kasus Yos Suprapto, Usman menduga masalah pembatalan pameran itu terjadi berangkaian dengan tema sentral nan diangkat, ialah tanah dan kedaulatan pangan.

Ia melihat, lukisan milik Yos Suprapto ini menjadi semacam penjembatan alias lidah dari masyarakat nan hak-haknya terpinggirkan oleh pembangunan nan haus dengan tanah, lapar tanah, dan tidak ramah lingkungan.

"Nah sampai di titik ini, sebenarnya ekspresi artistiknya Yos bukan sekadar ekspresi keelokan seni, tapi sesuatu nan berkarakter etik. Jadi bukan lagi artistik, bukan lagi estetik, tapi sudah masuk dalam dimensi etik dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat," ujar Usman.