Viral Ktp China Untuk Warga Taiwan, Taktik Menuju Unifikasi?

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Sebuah video dokumenter memicu kontroversi di Taiwan setelah seorang pengusaha Cina terlihat mendorong penduduk Taiwan mengusulkan kartu identitas (atau Kartu Tanda Penduduk) Cina. Ia tampaknya tidak sadar bahwa pernyataannya bakal menjadi pembicaraan publik.

Lin Jincheng, kepala inkubator startup untuk pemuda Taiwan di Provinsi Fujian, Cina, mengatakan dalam video itu bahwa mereka nan menerima kartu identitas Cina tetap bisa mempertahankan kebangsaan dan paspor Taiwan. Namun, perihal ini melanggar norma Taiwan.

Video tersebut menyebut bahwa insentifnya adalah kemudahan akses ke pasar Cina bagi penduduk Taiwan. Lin menjelaskan, penduduk Taiwan dengan kartu identitas Cina dapat mendaftarkan perusahaan di Cina, memulai upaya e-commerce alias lokapasar lintas negara, membeli properti, dan mengusulkan pinjaman bank.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yun Wang, seorang guru besar di Universitas Nasional Chengchi Taiwan nan konsentrasi pada hubungan Taiwan-Cina, mengatakan kepada DW bahwa meskipun "Taiwan sangat menolak unifikasi dengan Cina, banyak penduduk nan tertarik mendapatkan untung dari pasar Cina."

"Partai Komunis sangat memahami situasi ini dan memanfaatkannya dengan baik," tambah Wang.

Bagaimana respons otoritas Taiwan?

Dalam penyelidikan nan sedang berlangsung, otoritas Taiwan melaporkan bahwa ada kurang dari 10 orang nan dicurigai mempunyai kartu identitas Cina. Jika terbukti, registrasi rumah tangga alias "household registration" mereka di Taiwan bakal dicabut.

Pemerintah Cina sendiri belum memberikan tanggapan langsung atas tuduhan ini.

Dalam video tersebut, saat Lin ditanya tentang proses pengajuan kartu identitas Cina, dia tidak memberikan jawaban pasti. Ia menyebut bahwa prosesnya berbeda di setiap wilayah, dan di beberapa kota memerlukan waktu lebih lama.

Sebagai contoh, Lin menyebut di Xiamen, sebuah kota pelabuhan di tenggara Cina, lebih dari 4.000 penduduk Taiwan telah mengusulkan kartu identitas itu, dengan waktu tunggu hingga tiga bulan. Namun, klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen.

Mengapa perihal ini jadi masalah bagi Taiwan?

Video viral ini dianggap sebagai bagian mini dari strategi "front persatuan" Cina, nan bermaksud memengaruhi kaum muda Taiwan secara politik dan mendorong mereka untuk lebih terintegrasi dengan Cina.

Ada juga kasus lain di mana beberapa YouTuber dan influencer Taiwan diketahui menerima pengarahan dari Departemen Kerja Front Persatuan Cina untuk menyebarkan propaganda pemerintah.

Selain itu, laporan dari Biro Keamanan Nasional Taiwan baru-baru ini menunjukkan bahwa Cina menargetkan kelompok-kelompok seperti organisasi kuil, gangster, dan veteran pensiunan di Taiwan untuk membangun jaringan mata-mata.

Dari beragam strategi Cina, menawarkan kartu identitas ini termasuk strategi nan cukup baru, kata Wang.

"Dulu, ketika orang Taiwan ke Cina, mereka diperlakukan seperti orang asing. Sekarang, mereka bisa dianggap penduduk negara," jelasnya.

Namun, Wang juga mengatakan bahwa Cina mungkin cemas Taiwan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirim mata-mata ke Cina guna mengumpulkan intelijen.

"Meskipun mereka memberikan perlakuan sebagai penduduk negara [untuk Taiwan], saya percaya mereka tetap waspada terhadap penduduk Taiwan," tambahnya.

Apakah Cina 'membeli' kolaborator?

Chih-wei Yu, seorang guru besar di Universitas Kepolisian Nasional Taiwan, mengatakan bahwa Cina sedang mencoba "membeli mitra alias kolaborator lokal" di Taiwan.

"Mereka tidak selalu meminta orang-orang ini melakukan sesuatu setiap saat, tetapi berambisi ketika dibutuhkan, mereka bakal mengikuti perintah Cina," ujarnya.

Otoritas Taiwan baru-baru ini mengimbau warganya untuk tidak terjebak dalam perangkap ini. Cina disebut-sebut secara perlahan menarik penduduk Taiwan dengan tujuan "membingungkan rasa identitas dan kedaulatan nasional mereka," sesuai pernyataan resmi nan diterjemahkan dari bahasa Mandarin.

Sementara itu, Cina tetap tak bersuara mengenai rumor ini. Namun, sebagian besar perdebatan di media sosial Cina menyebut buletin ini sebagai tanda bahwa Cina semakin mendekati "unifikasi" dengan Taiwan, sebuah pulau nan memerintah sendiri tetapi diklaim sebagai bagian dari wilayah Cina.

Meski begitu, Wang percaya bahwa pemberian kartu identitas Cina kepada penduduk Taiwan tidak bakal banyak membantu tujuan "unifikasi" alias melemahkan identitas nasional Taiwan.

Menurutnya, tujuan utama Cina adalah menciptakan "gesekan dan perpecahan dalam masyarakat Taiwan melalui tindakan sejumlah mini orang" nan mempunyai kartu identitas Cina.

Artikel ini diadaptasi dari DW berkata Inggris

(ita/ita)