ARTICLE AD BOX

HAMAS diperkirakan bakal membebaskan 33 sandera dalam tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata nan sedang difinalisasi para negosiator di Doha, menurut dua pejabat Israel.
Israel meyakini sebagian besar dari 33 sandera tersebut tetap hidup, ungkap seorang pejabat senior Israel kepada wartawan, Senin. Namun, jenazah para sandera nan telah meninggal juga kemungkinan bakal termasuk dalam pembebasan selama gencatan senjata awal nan berjalan selama 42 hari. Hamas dan sekutunya tetap menahan 94 sandera nan diambil dari Israel selama serangan 7 Oktober 2023, dengan setidaknya 34 di antaranya telah meninggal, menurut pemerintah Israel.
Pejabat senior Israel tersebut mengatakan para pihak tampaknya nyaris mencapai kesepakatan dan Israel siap untuk segera melaksanakan perjanjian tersebut setelah ditandatangani.
Seorang diplomat nan dekat dengan negosiasi mengatakan kepada CNN bahwa putaran terakhir pembicaraan proksimitas untuk menyelesaikan masalah bakal dilakukan di Doha, Selasa. Di hari nan sama, beberapa family sandera telah diundang untuk berjumpa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menurut Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang.
Pembebasan 33 sandera ini bakal menjadi tahap pertama dari kesepakatan nan sedang difinalisasi. Negosiasi untuk mencapai tahap kedua, nan dimaksudkan untuk mengakhiri perang, bakal dimulai pada hari ke-16 setelah penerapan kesepakatan.
Berdasarkan proposal terbaru, pasukan Israel bakal mempertahankan kehadirannya di sepanjang Koridor Philadelphi, sebuah jalur sempit di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza, selama tahap pertama kesepakatan, menurut para pejabat. Kehadiran pasukan Israel di koridor tersebut sebelumnya menyebabkan kegagalan kesepakatan potensial pada September dalam putaran negosiasi terakhir.
Israel juga bakal mempertahankan area buffer di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel, ungkap pejabat tersebut tanpa menyebut seberapa lebar area tersebut – topik lain nan menjadi perdebatan selama negosiasi. Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada CNN sebelumnya bahwa golongan tersebut menginginkan area buffer kembali ke ukuran sebelum 7 Oktober, ialah 300-500 meter dari garis perbatasan, sementara Israel meminta 2.000 meter.
Penduduk Gaza utara bakal diizinkan untuk kembali dengan bebas ke utara Jalur Gaza, tetapi seorang pejabat Israel menyatakan bakal ada “pengaturan keamanan” nan tidak dijelaskan.
Para tahanan Palestina nan dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan penduduk Israel tidak bakal dibebaskan ke Tepi Barat, tetapi ke Jalur Gaza alias ke luar negeri setelah ada kesepakatan dengan negara-negara asing.
Qadura Fares, kepala Komisi Palestina untuk Tahanan dan Mantan Tahanan, mengatakan kepada CNN pada hari Senin bahwa dia sedang menuju ke Doha untuk memberikan saran kepada para negosiator mengenai daftar tahanan nan bakal dibebaskan “jika kesepakatan tersebut terwujud.”
CNN telah menghubungi Hamas untuk meminta komentar.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada wartawan, Senin, “terobosan” dalam pembicaraan terjadi pada Minggu malam saat Direktur Mossad David Barnea berjumpa dengan para mediator di Doha, Qatar.
“Ada pembicaraan tentang kesepakatan dalam waktu dekat – susah untuk mengatakan apakah ini masalah jam alias hari,” kata pejabat tersebut.
Pejabat itu mengatakan Israel siap untuk segera melaksanakan kesepakatan tersebut, tetapi kesepakatan tersebut kudu terlebih dulu disetujui kabinet keamanan dan kabinet pemerintahan penuh. Pemerintah juga kudu memberikan waktu kepada para penentang kesepakatan untuk mengusulkan petisi ke Mahkamah Agung.
“Kami lebih dekat dari sebelumnya ke kesepakatan, tetapi para mediator di Doha tetap menunggu tanggapan resmi dari kedua belah pihak,” kata seorang pejabat Arab nan diberi pengarahan tentang pembicaraan tersebut.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang, Senin, mengatakan mereka tetap berambisi tetapi berhati-hati di tengah laporan bahwa kesepakatan sudah dekat.
“Kami terus mempercayai mereka nan bekerja tanpa capek untuk membawa orang nan kami cintai pulang, dan kami tidak bakal berakhir sampai sandera terakhir kembali,” kata golongan tersebut.
Israel melancarkan perangnya terhadap Hamas di Gaza setelah serangan 7 Oktober 2023, nan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa 250 orang sebagai sandera. Sejak itu, militer Israel telah membunuh setidaknya 46.565 penduduk Palestina di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Lebih dari 100.000 orang terluka. (CNN/Z-3)