Bamsoet Sebut Pancasila Jaga Keutuhan Dan Bantu Lawan Ancaman Radikalisme

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Anggota Komisi III DPR RI sekaligus pengajar tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan) Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan kuliah 'Ideologi dan Isme-isme Modern', di Pascasarjana Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan, di Jakarta. Dia menekankan peran ideologi Pancasila sebagai tembok dalam melawan ancaman radikalisme dan intoleransi nan dapat memecah belah bangsa.

Bamsoet menegaskan ideologi Pancasila adalah kerasionalan bangsa. Apabila mau menelaah Pancasila dalam kaitannya dengan 'isme-isme' modern, maka kudu kembali kepada sejarah pemikiran. Dalam makulat 'ideologi' berfaedah sebuah sistem 'ide', nan identik dengan kerasionalan itu sendiri.

Bamsoet menjelaskan menurut filsuf Plato, terminologi 'idea' dan 'logos' mempunyai makna nan mendalam. 'Idea' bukanlah gambaran pengertian nan ada dalam logika budi. Demikian juga 'Logos' bukanlah sebuah pengetahuan seperti layaknya pengetahuan fisika alias matematika, lantaran Ideologi mencakup keseluruhan dari apa nan disebut rasionalitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Descartes mempunyai konsep nan mengaitkan kerasionalan dengan kesadaran. 'Aku berpikir (rasionalitas) berfaedah saya menyadari', artinya berpikir itu berfaedah mempunyai kesadaran bakal realitas, bakal dunia, bakal hidupnya, bakal eksistensi dirinya.

"Jika kita kaitkan dengan pandangan Plato maupun Descartes, bukan tidak mungkin pikiran itulah nan memberikan inspirasi kepada Soekarno dalam menggali Pancasila dari konsep-konsep kesadaran batin, jiwa dari bangsa Indonesia. Rasionalitas Soekarnian berfaedah kesadaran bakal realitas hidup bangsa, kedalaman kulturnya, dan sadar bakal eksistensi siapa diri bangsa ini," kata Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (14/3/2025).

"Sebab, Pancasila menjadi landasan filosofis nan mempersatukan keragaman suku, agama, ras, dan budaya di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa juga mempunyai peran nan sangat esensial dalam menjaga keutuhan, identitas, dan kemajuan negara," imbuhnya.

Ketua MPR RI ke-15 ini menjelaskan Indonesia adalah negara dengan keragaman nan sangat tinggi. Terdapat lebih dari 1.300 suku bangsa dan 700 bahasa wilayah nan tersebar di lebih dari 17.000 pulau.

Dengan perbedaan tersebut, menurutnya tanpa ideologi nan kuat maka bisa menimbulkan potensi perpecahan. Karena itu Pancasila dengan lima sila nan menekankan nilai universal memainkan peranan krusial sebagai pedoman nan memungkinkan semua golongan masyarakat merasa diakui dan dilindungi.

"Di era globalisasi, ancaman radikalisme dan intoleransi semakin menguat. Berdasarkan info dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat peningkatan kasus radikalisme di kalangan muda Indonesia pada tahun 2023. Pancasila, dengan sila pertama 'Ketuhanan nan Maha Esa' dan sila ketiga 'Persatuan Indonesia', menekankan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap semua suku, agama, dan golongan. Ini menjadi tembok utama dalam melawan paham-paham nan mau memecah belah bangsa," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia memaparkan Pancasila juga menjadi fondasi pembangunan ekonomi dan sosial. Sila kelima Pancasila nan bersuara 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia', kata dia, menjadi landasan dalam pembangunan ekonomi nan inklusif.

Bamsoet mengatakan Pemerintah Indonesia melalui beragam kebijakan seperti Program Kartu Prakerja dan Dana Desa, berupaya mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

"Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia turun menjadi 8,5% pada akhir 2024. Salah satu aspek pendorongnya adalah kebijakan nan berdasarkan nilai-nilai Pancasila," jelasnya.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan,Pancasila juga mendorong pembangunan nan berkepanjangan dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mengembangkan daya terbarukan, sejalan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial nan terkandung dalam Pancasila.

"Di tengah arus globalisasi dan revolusi industri 4.0, Pancasila menjadi pedoman bagi Indonesia untuk tetap menjaga kedaulatan dan identitasnya. Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong dan musyawarah mufakat menjadi pembeda dari individualisme dan kapitalisme nan sering kali dibawa oleh globalisasi," pungkas Bamsoet.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu