ARTICLE AD BOX

PELAKSANA Tugas (Plt) Direktur Utama Perum Perumnas Tambok Parulian Setyawati Simanjuntak mengatakan nilai investasi untuk proyek pembangunan rumah susun (rusun) bersubsidi Alonia Kemayoran, Jakarta, mencapai Rp250 miliar.
Ia menuturkan pihaknya bakal membangun 609 unit rusun nan semuanya diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan sasaran pembangunan selama 1,5 tahun hingga 2027.
"Full (sepenuhnya), jadi 100% dari 609 unit rusun itu untuk MBR," ujar Tambok Parulian Setyawati Simanjuntak saat ditemui di Jakarta, Sabtu (5/7).
Ia menuturkan, sasaran pasar dari pembangunan rusun tersebut adalah generasi milenial, mengingat info nan diterima pihaknya menunjukkan kebanyakan populasi dalam radius 15 kilometer (km) dari letak tersebut merupakan anak muda berumur 21-34 tahun.
Untuk mengoptimalkan upaya pemasaran nan menyasar generasi muda produktif, pihaknya telah menjalin kerja sama business to business (B2B) dengan sejumlah kementerian, lembaga pemerintah, BUMN, maupun perusahaan swasta.
"Dengan beberapa institusi, kami sudah punya perjanjian kerja sama B2B. Ada 81 perusahaan kami sudah lakukan MoU (Memorandum of Understanding/nota kesepahaman)," kata Setyawati.
Ia pun menyebut beragam perusahaan nan diajak bekerja-sama merupakan perusahaan nasional tier 1 dan pada bulan ini jumlahnya bakal bertambah.
Sejumlah BUMN, kementerian, dan lembaga nan telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut dengan Perum Perumnas antara lain Pelni, Damri, Pertamina, Pegadaian, BPJS TK, hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sementara, perusahaan swasta nan telah menjalin kerja sama adalah United Tractors, PT Smart Mulia, hingga Kompas Gramedia Group.
Kolaborasi tersebut ditunjukkan untuk mempermudah pembeli dalam membayarkan angsuran rumahnya, ialah melalui skema pangkas penghasilan dari kementerian, lembaga, maupun perusahaan tempatnya bekerja.
Setyawati menyatakan upaya tersebut juga bermaksud untuk mencapai sasaran seluruh unit sudah lenyap terjual apalagi sebelum proyek selesai dibangun.
"Proses bangunnya kan satu separuh tahun, tapi sudah terjual dulu sebelum selesai, seperti pesan Pak Menteri (Maruarar Sirait). Jadi, kami kudu ada dulu konsumennya full 100%, kami bangun," ucapnya.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menuturkan krusial bagi Perum Perumnas untuk memastikan proyek nan dibangun dapat diserap oleh pasar, sehingga dapat meningkatkan penilaian penanammodal terhadap kapabilitas perseroan.
Jika proyek pembangunan tersebut sukses dengan legalitas nan terjamin, respons pasar nan baik, serta faedah nyata bagi masyarakat, dia percaya bakal banyak penanammodal nan tertarik untuk bekerja-sama dengan BUMN di bagian pengembangan perumahan tersebut.
"Keberhasilan itu bakal melahirkan suatu kepercayaan dan akhirnya bakal repeat order (kembali berbisnis bersama). Kalau orang sudah percaya, penanammodal bakal datang dengan sendirinya," kata Maruarar. (Ant/E-1)