ARTICLE AD BOX

Para pemimpin negara-negara BRICS secara resmi mengangkat Deklarasi Rio dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 nan digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7). Deklarasi tersebut berisi komitmen kolektif BRICS terhadap penguatan multilateralisme dan reformasi tata kelola dunia guna menciptakan tatanan bumi nan lebih adil, inklusif, dan demokratis.
Dalam arsip setebal puluhan laman itu, BRICS menyerukan pembaruan sistem internasional nan dianggap belum bisa mencerminkan realitas geopolitik abad ke-21.
“Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk melakukan reformasi dan perbaikan tata kelola dunia dengan mendorong sistem internasional dan multilateral nan lebih adil, lebih setara, lebih efektif, lebih representatif, dan lebih demokratis,” demikian tertulis dalam quote pernyataan resmi.
Deklarasi juga menyoroti pentingnya peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seraya mendesak reformasi menyeluruh terhadap lembaga tersebu, khususnya Dewan Keamanan, agar bisa menjawab tantangan dunia secara setara dan inklusif. BRICS juga mendorong peningkatan representasi negara-negara berkembang, termasuk dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin, untuk memainkan peran lebih besar dalam urusan global.
Momentum krusial dalam KTT BRICS adalah penyambutan resmi Indonesia sebagai personil penuh BRICS. Selain itu, BRICS juga mengakui sejumlah negara sebagai mitra, antara lain Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kuba, Nigeria, Malaysia, Thailand, Vietnam, Uganda, dan Uzbekistan.
Selain aspek geopolitik, deklarasi turut mencakup kerja sama di beragam bagian strategis. BRICS mengangkat tiga inisiatif utama, ialah Deklarasi Kerangka Kerja Keuangan Iklim BRICS, Deklarasi Tata Kelola Global Kecerdasan Buatan, serta peluncuran Kemitraan BRICS untuk Pemberantasan Penyakit nan Ditentukan Secara Sosial.
“Inisiatif-inisiatif ini mencerminkan upaya berbareng kita untuk mempromosikan solusi nan inklusif dan berkepanjangan atas beragam masalah dunia nan mendesak,” tulis para pemimpin dalam arsip tersebut. (Ant/E-3)