ARTICLE AD BOX

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan penerapan teknologi pengenalan wajah (face recognition) menjadi solusi untuk mencegah antrean panjang, meningkatkan efisiensi boarding, serta memastikan kenyamanan dan kelancaran perjalanan bagi para penumpang selama pikulan Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, selain ramah lingkungan, teknologi itu juga berakibat positif lantaran mempercepat dan memudahkan penumpang KA untuk melakukan boarding.
"Penerapan face recognition mempermudah proses boarding dan mengurangi antrean, terutama saat periode ramai seperti mudik Lebaran," kata Anne, Sabtu (15/3).
KAI berkomitmen mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dalam beragam operasional.
Salah satu penemuan tersebut adalah penerapan sistem face recognition nan menggantikan tiket bentuk berbahan kertas untuk proses boarding, sehingga dapat mengurangi limbah kertas dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
"Sejak awal diluncurkan pada 28 September 2022 hingga 6 Maret 2025, face recognition telah digunakan oleh 10.624.962 penumpang kereta api di Pulau Jawa dan Sumatra," ujar Anne.
Ia menjelaskan, untuk mendukung pikulan mudik Lebaran, akomodasi teknologi pengenalan wajah itu terdapat di 21 stasiun KAI meliputi Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bekasi, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Semarang Tawang Bank Jateng, Pekalongan, Semarang Poncol, Tegal, Purwokerto, dan Kutoarjo.
Selanjutnya di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember, hingga Medan.
"Sejak face recognition diluncurkan, respons masyarakat cukup tinggi. Terbukti pada tahun 2023 jumlah penumpang nan menggunakan akomodasi ini mencapai 2.922.780 penumpang, kemudian meningkat signifikan pada tahun 2024 menjadi 7.141.649 penumpang," jelas Anne.
Selain peningkatan penemuan pelayanan pelanggan, teknologi itu juga berkontribusi dalam efisiensi pengurangan sampah kertas. Sejak diluncurkan, KAI telah menghemat 25.298 rol kertas tiket.
"Melalui teknologi face recognition, KAI telah menghemat sekitar Rp379.462.929 sejak pertama kali diterapkan pada September 2022 hingga 6 Maret 2025. Upaya ini juga berkontribusi pada pengurangan pembalakan pohon untuk bahan baku kertas," tambah Anne.
Dengan adanya face recognition, penumpang cukup melakukan pemindaian wajah di gate boarding. Jika identitas diri, info tiket dan syarat lainnya telah sesuai maka secara otomatis pintu boarding bakal terbuka.
Anne juga menjelaskan, masyarakat tidak perlu cemas dengan keamanan info pada fitur face recognition nan dipergunakan oleh KAI lantaran sudah mengimplementasikan sistem manajemen keamanan info berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.
"Data nama, NIK, dan foto penumpang bakal disimpan pada prasarana KAI dan hanya dipergunakan untuk proses boarding menggunakan face recognition boarding gate. Data tersebut bakal disimpan dalam waktu satu tahun, setelah itu bakal dihapus otomatis secara sistem," katanya.
Selain itu, penumpang juga bisa mengusulkan penghapusan info dirinya sewaktu-waktu setelah melakukan registrasi melalui aplikasi Access by KAI alias dengan mengusulkan penghapusan info kepada KAI melalui petugas Customer Service di stasiun.
"Dengan penemuan ini, KAI tidak hanya memudahkan perjalanan pelanggan, tetapi juga turut mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan limbah kertas, nan sejalan dengan sasaran SDGs dalam upaya pelestarian lingkungan," kata Anne. (Ant/E-1)