Cuaca Pelik Menjelang Mudik

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Ilustrasi : Edi Wahyono

Senin, 24 Maret 2025

Aktivitas Madden-Julian oscillation (MJO) di Samudra Hindia perlahan bergerak ke arah Indonesia. Ini merupakan aktivitas angin besar luas nan bergerak di sekitar wilayah tropis. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan MJO bakal sampai ke Pulau Jawa pada 25-27 Maret 2025.

“Nah, dampaknya itu biasanya hujan,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada detikX pekan lalu.

Berdasarkan info prakiraan cuaca BMKG sepekan ke depan, sejumlah wilayah tujuan mudik, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap bakal diguyur hujan skala sedang hingga lebat. Di luar Jawa, ada juga wilayah-wilayah seperti Jambi, Bali, dan Sulawesi Tenggara.

Dalam kondisi cuaca nan demikian itu, kata Guswanto, potensi musibah basah namalain musibah hidrometeorologi tetap mungkin terjadi. “Contohnya, lantaran ini musim hujan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, terus biasanya ada kilat-petir, terus terkadang ada hujan es,” ungkap deputi termuda di BMKG ini.

Guna mengantisipasi terjadinya musibah nan menyebabkan korban jiwa dan menghalang arus mudik, Guswanto melanjutkan, BMKG telah berkoordinasi dengan sejumlah wilayah untuk memberikan peringatan awal saat terjadi bencana. Salah satunya dengan SMS blast kepada para pemudik. Upaya ini juga merupakan bagian dari kerja sama BMKG dengan Kementerian Komunikasi dan Digital.

Selain itu, sambung Guswanto, sejumlah wilayah juga sudah menyiapkan strategi operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem saat arus mudik. Beberapa provinsi nan sudah menyiapkan upaya ini antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta. Kesiapsiagaan OMC ini dilaksanakan dengan menggaet koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Paling tidak Jawa Barat itu seluruh kota, sama DKI,” ungkap Guswanto.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengungkapkan pihaknya sudah mencatat sejumlah wilayah nan masuk dalam kategori waspada musibah basah. Daerah tersebut di antaranya Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya, Jawa Barat, serta Kulon Progo, Jawa Tengah, meski wilayah-wilayah lain juga tetap masuk dalam radar kewaspadaan.

Dalam upaya mitigasi musibah basah, BMKG sudah menyiapkan sedikitnya delapan posko utama kebencanaan di Pulau Jawa, Lampung, dan Bali. Sejumlah perlengkapan mengenai musibah telah disiapkan, mulai tenda, selimut, matras, makanan siap saji, pompa, hingga perahu karet.

“Ketika terjadi kondisi kedaruratan, itu wilayah sudah tinggal buka tenda, gelar dapur umum, dan makanan siap sajinya sudah disiapkan,” kata Abdul Muhari melalui sambungan telepon.

Abdul menambahkan, selain musibah basah, saat ini sejumlah wilayah juga mulai memasuki tahap peralihan ke musibah kering, seperti kebakaran rimba dan lahan (karhutla). Beberapa di antaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Potensi musibah kering ini mungkin bakal terjadi saat arus kembali Lebaran, sekitar 2-7 April 2025.

Di wilayah-wilayah ini, BNPB tidak menyiapkan OMC dan posko bencana. Strategi ini hanya dikhususkan untuk di wilayah-wilayah nan menjadi tujuan utama mudik. Namun BNPB tetap memberikan support biaya logistik dan operasional untuk persiapan fase tanggap darurat di wilayah-wilayah dengan potensi musibah kering tersebut.

“Supaya kebutuhan kedaruratan terpenuhi, sehingga tanggap daruratnya itu sigap selesai,” tutur Abdul.

Dengan tetap adanya potensi cuaca ekstrem dan musibah tersebut, sejumlah wilayah saat ini tetap menerapkan status siaga darurat bencana. Jawa Timur, misalnya, 28 kabupaten/kota dari 35 kabupaten/kota tetap menetapkan status siaga darurat bencana. Di Jawa Tengah, sekitar 70 persen kabupaten/kota dan di Jawa Barat sekitar 60 persen kabupaten/kota juga tetap berstatus siaga darurat bencana.

Status tersebut, kata Abdul, dipertahankan sejak Desember 2024 hingga sekarang. Tujuannya untuk menjaga kesiapsiagaan terhadap musibah nan berbeda menjelang peralihan transisi musim dari hujan ke panas.

“Nanti awal April itu sudah mulai masuk transisi. Jadi rata-rata itu kelak pola karakter bencananya itu angin kencang, puting beliung, baik tanpa hujan alias tanpa hujan,” ungkap Abdul.

Untuk mengantisipasi terhambatnya arus mudik lantaran potensi cuaca ekstrem dan bencana, Kepolisian Republik Indonesia juga bakal turut mengambil peran. Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Aries Syahbudin mengungkapkan kepolisian telah menyiapkan individual di sejumlah titik untuk perbantuan pembersihan jalan saat terjadi bencana.

Upaya preventif juga dilakukan dengan membentuk posko berbareng dengan BNPB dan BMKG di sejumlah titik. Dengan demikian, sambung Aries, kepolisian bisa langsung bergerak untuk mengalihkan arus mudik di titik tertentu saat ada info dari BNPB maupun BMKG mengenai potensi bencana.

“Jadi di bagian lampau lintasnya memang gimana kita berupaya semaksimal mungkin untuk tidak terjadi ketersendatan di letak tersebut,” ungkap Aries saat ditemui detikX pada Jumat, 20 Maret 2025.

Kesiapsiagaan, lanjut Aries, krusial untuk dilakukan mengingat Kementerian Perhubungan memperkirakan tahun ini bakal ada pergerakan sekitar 146 juta nan pulang ke kampung halaman. Terlebih momen mudik tahun ini dilakukan selepas sejumlah wilayah di Indonesia tertimpa musibah banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem.

Dengan kondisi nan demikian itu, Aries mengimbau kepada pemudik untuk selalu meningkatkan kewaspadaan saat mudik ketika hujan deras. Persiapan sejak awal, mulai pengecekan mesin, ban, hingga wiper, perlu banget diperhatikan.

“Karena jika hujan deras juga, jika pengemudi nan tidak terlalu memahami kondisi kendaraannya dan jarang lewat letak tersebut, juga pasti menimbulkan tingkat kerawanan nan lebih tinggi lantaran rawan terjadinya aquaplaning gitu ya, kendaraan tergelincir, kemudian juga pengereman juga pasti terganggu dan lain-lain,” tegas Aries.

Terkait cuaca saat mudik, BMKG sebetulnya sudah menyiapkan sejumlah saluran resmi untuk mengetahui kondisi cuaca di jalur mudik. Masyarakat nan berangkat mudik dengan kendaraan pribadi dapat memandang kondisi dan potensi cuaca di jalan-jalan nan bakal dilewatinya melalui situs web dan aplikasi Digital Weather for Traffic BMKG.

Dengan begitu, sebelum berangkat, pemudik bisa mempersiapkan terlebih dulu kendaraan dan kondisi tubuh untuk melewati jalur-jalur nan berpotensi hujan alias terjadi bencana. Disarankan untuk menepi saat terjadi hujan deras.

Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, Ahmad Thovan Sugandi, Ani Mardatila
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim

[Widget:Baca Juga]