ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) TB Ace Hasan Syadzily menyoroti dinamika area regional. Salah satunya persoalan Indo-Pasifik ialah rumor maritim menyangkut bentrok di Laut China selatan.
"Terkait persoalan Indo-Pasifik, rumor maritim menjadi relevan lantaran area ini merupakan jalur pelayaran utama dunia. bentrok seperti sengketa Laut Tiongkok Selatan, ketegangan semenanjung Korea, serta perselisihan perbatasan India-Tiongkok bakal semakin menambah kompleksitas geopolitik," tutur Ace Hasan dalam konvensi pers di instansi Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).
Ace mengatakan bentrok ini bakal membawa akibat terhadap melemahnya posisi ASEAN. Sebab menurutnya perihal ini dipengaruhi perbedaan kepentingan antar anggotanya. Dia juga menilai kehadiran kekuatan militer aliansi AUKUS meningkatkan akibat ketegangan di kawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia menjelaskan bentrok tersebut juga dapat memicu peningkatan kejahatan lintas negara seperti perdagangan manusia, narkoba, terorisme hingga penyelundupan senjata. Dia pun menyampaikan strategi nan perlu dilakukan oleh Indonesia untuk menghadapi bentrok tersebut dengan terus mengembangkan kebijakan luar negeri nan proaktif dan responsif, memperkuat strategi pertahanan nasional dan modernisasi militer, meningkatkan keahlian diplomasi dan kerja sama internasional.
"Terkait dengan bentrok laut Tiongkok selatan nan tadi disebut bahwa bakal selalu menjadi potensi, terutama di area Indo-Pasifik. Dan jika memang tidak dikelola dengan baik, dari rumor area seperti nan kami sampaikan tadi, ini juga bakal menimbulkan ketegangan. Nah, bagi kami tentu pertama kedaulatan negara kita itu kudu menjadi prinsip utama," jelas Ace.
Selain itu, dia juga menegaskan Indonesia hingga saat ini tetap konsisten dengan konvensi PBB tentang norma laut alias United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Dia pun menyebut Indonesia tetap berpendirian pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
"Dan sejauh ini seperti nan kita lihat bahwa kita konsisten dengan prinsip apa namanya nan UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) nan bisa diberikan sebagai pegangan kita dalam menjaga kedaulatan laut kita. Karena itu, apa namanya, sejauh ini kita berpendirian juga pada area ZEE nan menjadi pegangan Indonesia," kata Ace.
"Karena itu, bagi rencana tentu kami bakal terus mendorong agar kita memperkuat terus, agar kita untuk menjaga kedaulatan negara kita terutama di wilayah nan berpotensi menjadi potensi ketegangan terutama di wilayah alias area laut Tiongkok Selatan tersebut," imbuhnya.
(azh/azh)