Kata Menhan As Soal Wartawan Masuk Grup Chat Menteri Bahas Serangan Ke Yaman

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Seorang wartawan di Amerika Serikat (AS) secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam percakapan grup nan isinya adalah Wapres JD Vance dan sejumlah menteri nan sedang membahas serangan AS ke Yaman. Menhan Pete Hegseth pun buka bunyi mengenai kejadian kebocoran info ini.

Dilansir AFP, Selasa (25/3/2025), wartawan nan 'tidak sengaja' masuk ke dalam obrolan percakapan grup para menteri AS itu, ialah Pemimpin Redaksi Majalah The Atlantic Jeffrey Goldberg. Informasi nan dia lihat dalam chat itu kemudian dituangkan di dalam tulisan nan disiarkan di majalah tersebut.

Dalam artikelnya, Goldberg mengaku mendapat notifikasi bahwa dia masuk ke sebuah percakapan grup di aplikasi Signal. Dalam laporan AFP itu disebut grup itu berisi Wapres JD Vance, Menteri Pertahanan (Menhan) Pete Hegseth, serta sejumlah pejabat tinggi nan membahas serangan mendatang kepada pemberontak Houthi di Yaman, Gedung Putih juga telah mengonfirmasi perihal ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait perihal itu, Hegseth malah menyerang Goldberg. Dia apalagi mengaku "tidak ada rencana perang nan dikirimkan dalam chat", dia mengelak perihal itu meski Gedung Putih telah mengonfirmasi pelanggaran tersebut.

Goldberg diketahui menulis bahwa Hegseth mengirim info tentang serangan tersebut, termasuk tentang "target, senjata nan bakal dikerahkan AS, dan urutan serangan," ke obrolan grup tersebut.

"Menurut teks Hegseth nan panjang, ledakan pertama di Yaman bakal terasa dua jam kemudian, pukul 1:45 siang waktu timur," tulis Goldberg -- kronologi nan dibuktikan di lapangan di Yaman.

Kebocoran tersebut dapat sangat merusak jika Goldberg telah mempublikasikan rincian rencana tersebut sebelum penyerangan, tetapi dia tidak melakukannya apalagi setelah kejadian.

Wartawan tersebut mengatakan bahwa dia ditambahkan ke obrolan grup tersebut dua hari sebelumnya, dan menerima pesan dari pejabat tinggi pemerintah lainnya nan menunjuk perwakilan nan bakal menangani masalah tersebut.

Pada 14 Maret, seseorang nan diidentifikasi sebagai Vance menyatakan keraguannya untuk melaksanakan serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa dia tidak suka "menyelamatkan Eropa lagi," lantaran negara-negara di sana lebih terdampak oleh serangan Houthi terhadap pengiriman peralatan dibandingkan Amerika Serikat.

(zap/yld)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini