ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Salah satu negara terkaya di Eropa, Jerman, terancam resesi. Pemberlakuan tarif nan diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merupakan penyebabnya.
Hal ini dikatakan Presiden bank sentral Jerman Joachim Nagel. Tak tanggung-tanggung resesi itu bakal terjadi tahun ini.
"Sekarang kita berada di bumi dengan tarif, jadi kita mungkin dapat mengharapkan resesi tahun ini, jika tarif betul-betul bakal datang," katanya selama wawancara podcast BBC, dikutip CNBC International, Jumat (14/3/2025).
Jerman sendiri memang tengah berupaya melakukan perombakan kebijakan fiskal. Ekonomi negeri itu sekarang mandek dengan PDB tahunan kontraksi alias negatif dua kali berturut-turut -0,2 di 2024 dan -0,3% di 2023.
Dampak pandemi COVID-19 nan belum usai ditambah krisis daya lantaran hukuman barat ke Rusia mengenai serangan ke Ukraina menjadi penyebab. Jerman berjuntai dengan migas Rusia untuk industri manufaktur dan rumah tangganya.
"Ini bukan kebijakan nan baik," kata Nagel, sembari meratapi "perubahan tektonik" nan sekarang dihadapi bumi secara luas.
"Saya berambisi ada pemahaman dalam pemerintahan Trump bahwa nilai nan kudu dibayar adalah nan tertinggi di pihak Amerika," tambahnya lagi.
Rabu ini, Jerman sendiri merasakan serangan tarif Trump nan mulai bertindak untuk baja dan aluminiumnya nan diekspor ke AS. Trump meningkatkan tarif impor, bea masuk, sebesar 25% untuk semua negara, termasuk sekutunya itu.
Uni Eropa (UE) kemudian membalas tindakan Trump dengan mengenakan serangkaian jawaban nan bakal mempengaruhi barang-barang AS. Total peralatan AS senilai US$ 28,26 miliar bakal terkena akibat per April nanti.
Perlu diketahui, sebagai eksportir terbesar ketiga di dunia- menurut info tahun 2023- dan menjadikan AS sebagai importir utama barang-barangnya, Jerman sangat rentan terhadap tarif. Ini dapat menggerogoti sektor otomotif dan permesinannya.
Yang lebih parah, ekspor peralatan dan jasa menyumbang 43,4% dari PDB Jerman merujuk info Bank Dunia.
Ketidakpastian nan disebabkan oleh tarif Trump muncul pada saat negara-negara UE mau melonggarkan anggaran mereka dan mengakomodasi pengeluaran pertahanan tambahan. Berdasarkan rencana 'ReArm' nan diungkapkan minggu lalu, blok itu mau membantu Ukraina nan bertempur dengan Rusia, lantaran kekhawatiran di tengah ketidakpastian atas komitmen AS ke negeri tersebut.
Fitch Ratings pada hari Kamis memperingatkan bahwa inisiatif tersebut, nan dapat memobilisasi nyaris 800 miliar euro pengeluaran pertahanan, berisiko menurunkan ruang lingkup ranking AAA UE saat ini. Karena bakal ada utang tambahan nan mungkin diambil.
Sebelumnya di kuartal keempat (Q4) 2024 Jerman mencatat PDB -0,2% sementara di Q3 2024, PDB 0,1%. Resesi sendiri diartikan sebagai negatifnya ekonomi dua kuartal alias lebih secara berturut-turut dalam satu tahun.
Merujuk info Trading Economics, ekonomi Jerman pernah tumbuh dengan laju tertinggi di 8,7%. Namun laju pertumbuhan juga pernah hancur, terendah -8,9%.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siaga Dunia! Risiko 'Trumpcession' Meningkat
Next Article Video: Ekonomi Jerman Merosot, Kontraksi 2 Tahun Berturut-Turut