ARTICLE AD BOX

Di hamparan sabana Afrika, kawanan zebra, rusa kutub, dan impala sering beranjak berbareng dalam susunan besar demi menghindari predator seperti singa dan hyena. Kini, para intelektual mempertanyakan: mungkinkah perilaku serupa pernah terjadi di masa dinosaurus?
Film-film animasi seperti The Land Before Time atau Dinosaur (2000) telah lama membayangkan kawanan dinosaurus beragam jenis menjelajah bersama. Namun hingga kini, jejak fosil belum banyak mendukung pendapat tersebut, hingga sebuah penemuan terbaru di Alberta, Kanada, memberikan petunjuk mengejutkan.
Temuan Fosil nan Menantang Imajinasi
Di Taman Provinsi Dinosaurus, tim paleontolog menemukan jejak kaki berumur 76 juta tahun nan menunjukkan sekelompok dinosaurus bertanduk (ceratopsian), seekor ankylosaurid bersenjata, dan mungkin seekor theropoda mini berkaki dua sedang berjalan bersama. Tak jauh dari mereka, dua jejak tyrannosaurus besar mengintai.
Diterbitkan di PLOS One, temuan ini dianggap sebagai bukti awal adanya “safari dinosaurus” lintas spesies, sebuah golongan campuran nan bergerak bersama, kemungkinan sebagai respons terhadap ancaman predator, mirip kawanan hewan di Afrika modern.
“Amat luar biasa membayangkan skenario ini mirip dengan nan kita lihat hari ini di sabana,” ujar Brian Pickles, paleontolog dari Universitas Reading.
Dari Jejak Tanah ke Jejak Waktu
Musim panas 2024, Pickles dan koleganya Phil Bell (Universitas New England, Australia) sedang mengeksplorasi tanah kering ketika mereka menemukan tonjolan batu aneh, rupanya jejak kaki dinosaurus nan terawetkan.
Dalam dua hari berikutnya, mereka menemukan lebih dari selusin jejak batuan di area seluas dua tempat parkir. Tidak seperti situs lain nan sering kacau dan bertumpuk, jejak-jejak ini tertata rapi dan berjarak konsisten, seolah menunjukkan susunan kelompok.
Berdasarkan ukuran dan bentuk, para peneliti menyimpulkan bahwa lima dinosaurus dari beragam jenis kemungkinan bergerak dalam satu rombongan, dengan dua tyrannosaurus besar menyusul tak jauh di belakang.
Antara Bukti dan Spekulasi
Namun, tak semua intelektual sepakat.
Anthony Romilio dari Universitas Queensland menilai interpretasi tersebut berlebihan. Ia mencurigai jejak ceratopsian dan ankylosaurid terlalu mirip dan bisa saja milik hadrosaurus besar nan kurang terawetkan.
“Semangat kadang mendorong kita melampaui bukti,” katanya.
Christian Meyer dari Universitas Basel apalagi menyebut temuan ini “spekulatif.” Ia menyoroti buruknya pelestarian jejak dan kurangnya pola pergerakan nan jelas.
“Gagasan penggembalaan antarspesies terlalu jauh,” ujarnya.
Petualangan Baru Baru Dimulai
Meski kritik berdatangan, tim Pickles terus menggali. Lebih dari sepuluh jejak tambahan ditemukan sejak penggalian awal. Bagi mereka, temuan ini hanyalah awal dari pemahaman baru tentang ekologi sosial dinosaurus.
“Ada banyak skenario nan mungkin terjadi, dan kami baru menyentuh permukaannya,” ujar Pickles. (National Geographic/Z-10)