ARTICLE AD BOX

PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel berupaya membunuhnya dengan menyerang wilayah tempat dia sedang mengadakan pertemuan.
Hal itu dia sampaikan dalam wawancara berbareng tokoh media AS, Tucker Carlson, nan dirilis pada Senin, (7/7). Ini menjadi salah satu wawancara pertamanya dengan media Barat sejak bentrok singkat antara Iran dan Israel bulan lalu.
"Ya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak sesuai dengan itu, tetapi mereka gagal," ujar Pezeshkian ketika ditanya apakah dia percaya Israel telah menargetkan dirinya.
Dia menegaskan bahwa bukan Amerika Serikat nan berada di kembali upaya tersebut, melainkan Israel.
"Saya sedang dalam sebuah pertemuan, mereka mencoba membombardir wilayah tempat kami mengadakan pertemuan itu," katanya melalui translator dari bahasa Persia seperti dilansir The Guardian, Selasa (8/7).
Meskipun dia tidak secara langsung menyebut waktu upaya pembunuhan tersebut, pernyataannya muncul kurang dari sebulan setelah serangan Israel ke Iran pada 13 Juni, nan menewaskan beberapa komandan militer dan intelektual nuklir Iran.
Donald Trump, nan saat ini kembali mencalonkan diri sebagai presiden, sempat mengeklaim bahwa dia mencegah Israel untuk menyerang pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Khamenei sempat menghilang selama nyaris tiga minggu dan baru muncul dalam upacara keagamaan di Teheran akhir pekan lalu, menyusul kemunculan dalam sejumlah video nan menunjukkan kondisi fisiknya nan lemah.
Sementara itu, upaya untuk menargetkan Pezeshkian, nan baru terpilih pada musim panas lalu, dianggap sebagai langkah besar nan mengindikasikan ambisi Israel untuk tidak hanya melemahkan kekuatan militer dan program nuklir Iran, tetapi juga mengguncang stabilitas politik negara tersebut.
Dalam bentrok 12 hari nan lalu, Israel mengeklaim telah membunuh lebih dari 30 pejabat keamanan Iran dan 11 intelektual nuklir. Bersama AS, mereka juga mengaku menghancurkan tiga akomodasi nuklir krusial milik Iran.
Meski dalam kondisi nan tetap tegang, Pezeshkian dan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi tetap tampil aktif di publik.
Pezeshkian menghadiri pemakaman dan pertemuan internasional, termasuk konvensi tingkat tinggi di Azerbaijan. Araghchi juga melakukan kunjungan diplomatik ke Brasil, Mesir, dan Moskow.
Dalam wawancaranya, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tidak menginginkan perang dan tidak memulainya. Dia juga menekankan bahwa kampanyenya berfokus pada membangun persatuan nasional dan menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Terkait perundingan nuklir, Pezeshkian menyatakan bahwa Iran siap kembali berkompromi asalkan ada agunan kepercayaan dari pihak AS. Dia mempertanyakan gimana Iran dapat percaya tidak bakal kembali diserang oleh Israel di tengah proses perundingan.
Menanggapi rumor bahwa Iran mungkin berada di kembali rencana pembunuhan terhadap Trump, Pezeshkian secara tegas membantahnya.
Saat ditanya apakah Iran bakal kembali mengizinkan inspeksi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dia menyatakan bahwa kerusakan pada akomodasi nuklir membikin akses saat ini tidak memungkinkan.
Dia menambahkan bahwa sikap tak bersuara IAEA terhadap serangan tersebut, nan menurutnya melanggar norma internasional, telah memperbesar ketidakpercayaan di antara rakyat Iran. (I-2)