ARTICLE AD BOX

VIDEO-video mengkhawatirkan muncul nan menunjukkan situasi genting di tambang emas nan tidak lagi digunakan di Afrika Selatan, tempat puluhan penambang terlarangan dilaporkan telah hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan.
Mereka berada di sana sejak operasi polisi nan menargetkan penambangan terlarangan dimulai tahun lampau di seluruh negeri.
Dalam salah satu video, nan belum diverifikasi BBC, terlihat jenazah nan dibungkus dengan kantong jenazah darurat. Video lain menunjukkan kondisi kurus kering beberapa penambang nan tetap hidup.
Operasi pengamanan nan telah lama tertunda, dan pekan lampau diperintahkan oleh pengadilan untuk difasilitasi oleh pemerintah, dimulai pada hari Senin.
Tahun lalu, dengan argumen bahwa para penambang memasuki tambang di Stilfontein tanpa izin secara sengaja, pihak berkuasa mengambil langkah tegas dengan memblokir pasokan makanan dan air.
Pada November, seorang menteri pemerintah mengatakan, "Kami bakal mengusir mereka keluar."
Lebih dari 100 penambang ilegal, nan secara lokal dikenal sebagai "zama zamas", dilaporkan telah meninggal di bawah tanah sejak tindakan keras dimulai di tambang sekitar 145 km di barat daya Johannesburg.
Namun, pihak berkuasa belum mengonfirmasi nomor ini lantaran tetap perlu "diverifikasi oleh sumber resmi," menurut seorang ahli bicara kepada BBC.
Ratusan orang diperkirakan tetap berada di tambang, sementara lebih dari 1.000 orang telah keluar ke permukaan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam salah satu video nan dirilis serikat pekerja General Industries Workers of South Africa (Giwusa), terlihat puluhan laki-laki tanpa baju duduk di lantai kotor. Wajah mereka telah diburamkan. Suara laki-laki di luar kamera terdengar mengatakan mereka kelaparan dan memerlukan bantuan.
"Kami mulai menunjukkan kepada Anda jenazah mereka nan meninggal di bawah tanah," katanya.
"Dan ini bukan semuanya... Apakah Anda memandang gimana orang-orang berjuang? Tolong kami butuh bantuan."
Dalam video lainnya, seorang laki-laki berkata, "Ini adalah kelaparan; orang-orang sekarat lantaran kelaparan." Ia kemudian menyebut nomor kematian mencapai 96 dan memohon bantuan, makanan, serta pasokan.
Serikat pekerja mengatakan rekaman itu diambil pada Sabtu.
Dalam pengarahan pada Senin dekat letak operasi penyelamatan, ketua Giwusa berbareng tokoh masyarakat mengatakan video nan dibagikan "menggambarkan situasi nan sangat mengerikan" di bawah tanah.
"Apa nan terjadi di sini kudu disebut apa adanya; ini adalah pembantaian Stilfontein. Karena apa nan ditunjukkan rekaman ini adalah tumpukan mayit manusia, para penambang nan meninggal secara sia-sia," kata presiden Giwusa, Mametlwe Sebei.
Ia menyalahkan pihak berkuasa atas apa nan dia sebut sebagai "kebijakan pengkhianatan" nan sengaja diterapkan.
Departemen sumber daya mineral, nan memimpin upaya penyelamatan, mengatakan kepada BBC bahwa operasi, Senin melibatkan penggunaan kerangka kandang nan diturunkan ke bawah dan kemudian diangkat kembali dengan membawa orang-orang.
Struktur ini dirancang untuk membawa enam alias tujuh orang, tergantung pada berat badan mereka, menurut Giwusa. Kerangka tersebut turun sekitar 2 km setiap jam. Serikat pekerja mengatakan bahwa pada akhir hari Senin, 26 penambang telah diselamatkan dalam kondisi hidup, sementara sembilan jenazah ditemukan.
Juru bicara departemen sumber daya mineral, Makhosonke Buthelezi, tidak dapat mengonfirmasi apakah prioritas bakal diberikan pada pemindahan jenazah alias mereka nan memerlukan perhatian medis.
Pengarahan bakal diadakan oleh departemen tersebut berbareng dengan kementerian kepolisian pada hari Selasa untuk memberikan pembaruan mengenai operasi ini. (BBC/Z-3)