Saraf Kejepit: Memahami Penyebab Dan Pilihan Penanganannya

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
 Memahami Penyebab dan Pilihan Penanganannya Syaraf Kejepit(Dok. Freepik)

SARAF kejepit, alias nan dikenal dengan HNP (Herniated Nucleus Pulposus), adalah masalah kesehatan nan dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada bagian tubuh tertentu. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Penyebab saraf kejepit beragam, di antaranya adalah aspek usia, cedera, postur tubuh nan kurang baik, obesitas, dan aktivitas berulang.

Seiring bertambahnya usia, jaringan tulang rawan di tulang belakang condong kehilangan elastisitasnya, sehingga lebih rentan mengalami kerusakan.

Cedera akibat kecelakaan, kebiasaan duduk alias berdiri dengan postur nan salah, serta aktivitas berulang juga bisa meningkatkan akibat terjadinya saraf kejepit.

Gejala nan umum dirasakan meliputi nyeri di leher, punggung, alias kaki; sensasi kesemutan; kelemahan otot; dan meninggal rasa di area terdampak. Rasa nyeri dapat muncul dalam beragam intensitas, mulai dari nyeri tumpul hingga sensasi seperti terbakar.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi medis berkembang pesat dalam menangani masalah ini. Salah satu penemuan terbaru adalah Endoskopi BESS PLUS (Biportal Endoscopic Spine Surgery), sebuah metode operasi tulang belakang dengan teknik minimal invasif.

Endoskopi BESS PLUS menggunakan dua sayatan mini (biportal) untuk mengakses area nan bermasalah di tulang belakang. Teknik ini merupakan pengembangan dari metode endoskopi sebelumnya nan hanya menggunakan satu akses (uniportal).

"Teknik BESS PLUS merupakan langkah maju nan memungkinkan pandangan lebih luas dan tindakan nan lebih presisi," ujar Rolan, master ahli bedah saraf dari Sigma Brain and Spine Center di Jakarta Selatan, Kamis (13/2).

Keunggulan metode ini terletak pada penggunaan perangkat endoskopi nan dilengkapi kamera, nan membantu master mendapatkan visualisasi lebih jelas terhadap jaringan nan bermasalah.

Dengan sayatan minimal, akibat kerusakan jaringan sekitar berkurang, pendarahan lebih sedikit, dan proses pemulihan menjadi lebih cepat.

"Pasien nan menjalani operasi BESS PLUS biasanya bisa merasakan perbaikan indikasi sejak di ruang pemulihan dan dapat pulang pada hari nan sama," jelas Danu.

Dengan hadirnya teknologi ini, angan untuk hidup lebih nyaman tanpa gangguan saraf kejepit menjadi semakin terbuka.

Meskipun demikian, langkah pencegahan tetap penting, seperti menjaga postur tubuh, berolahraga secara teratur, dan menerapkan style hidup sehat untuk menjaga kesehatan tulang belakang. (RO/Z-10)