ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Polri berbareng Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia menghadirkan SMA Kemala Taruna Bhayangkara. Sekolah ini bakal menerapkan kurikulum standar International Baccalaureate (IB).
Kepala Biro Pengendalian Personel SSDM Polri Brigjen Erthel Stephan mengatakan sekolah ini nantinya bakal berlokasi di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Saat ini proses pembangunan sedang berlangsung.
"Ada tiga komponen nan menggerakkan, ini nan punya tanah itu Yayasan Kemala Bhayangkari di Gunung Sindur, kemudian kita buat majelis komisarisnya Yayasan Taruna Bhayangkara, inilah nan menyiapkan perizinan, kemudian mencari mitra operasional. Setelah melalui proses pertimbangan kemudian kita bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Kader Bangsa, kelak operasionalnya mereka," kata Erthel dalam program detikPagi, Senin (23/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erthel mengatakan Polri bakal berkoordinasi dengan Yayasan Pendidikan Kader Bangsa nan mengeporasikan sekolah ini nantinya. Pada Juli tahun 2025 proses belajar-mengajar ditargetkan telah beroperasi.
"Kenapa kok polisi masuk ke SMA? Kita juga memandang polisi ini sosiokultur, sosiopolitiknya gimana bangsa nan begitulah polisinya, nyaris sama kementerian lembaga lainnya juga begitu, lantaran sumber polisi dari masyarakat. Sehingga biar kami juga mendapat calon pemimpin Polri nan baik kami kudu masuk nih ke sumbernya ini," tutur dia.
Erthel mengatakan kurikulum di SMA Taruna Kamala Bhayangkara ini bakal menerapkan kurikulum IB. Dia menekankan nilai-nilai Kebhayangkaraan juga bakal diajarkan nantinya.
"Kalau kami hanya menunggu saat rekrutmen mungkin dari bintara alias jadi Akpol, kami menunggu aja dia tamat SMA, warna dasarnya kami tidak bisa terlalu memberikan warna, makanya kami juga dari kepolisian, kelak operasional Yayasan Kader Bangsa kita membikin SMA Kemala Taruna Bhayangkara ini dengan standar IB, International Baccalaureate, kemudian kami meminta tolong masukkan nilai-nilai ke-Bhayangkaraan di SMA tersebut," tutur dia.
Sementara itu, Co-Founder Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia Prof. Dwi A. Yuliantoro, Ph.D, juga menjelaskan mengenai kurikulum di sekolah ini. Dia memaparkan mengenai kurikulum IB.
"Di IB nan dibangun bukan hanya kurikulumnya, tapi ekosistem. Ketika kita membangun sebuah ekosistem itu tidak hanya melulu mempelajari konten nan kudu diselesaikan dalam satu semester alias dalam dua tahun program berjalan, tidak hanya mengajarkan kontennya aja, tapi ketika masuk ke kurikulum IB, kita belajar tentang critical thinking, complex problem solving, collaboration, creativity itu diajarkan betul-betul diajarkan dalam aktivitas belajar di kelas," jelasnya.
Dwi mengatakan pembimbing nan mengajar kudu tersertifikasi IB. Dia menekankan jika pembimbing tidak mempunyai sertifikasi IB, sekolah tidak diperkenankan menjalankan program oleh IB Organization.
"Semua pembimbing nan mengajar kudu tersertifikasi IB dulu, jika mereka tidak tersertifikasi maka IB Organization itu tidak bakal memberikan sekolah itu untuk menjalankan program IB," jelasnya.
(lir/aud)