ARTICLE AD BOX
JUMLAH pengaduan terhadap pinjaman online ke Otoritas Jasa Keuangan DIY memang tinggi. Namun, masyarakat nan memanfaatkan pinjol terus tumbuh.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan DIY, Eko Yunianto menyampaikan, dari Januari hingga November 2024, terdapat 1.716 pengaduan konsumen secara walk in nan terdiri dari 540 pengaduan sektor perbankan, 792 merupakan pengaduan sektor IKNB (asuransi, perusahaan pembiayaan, pergadaian, fintech peer to peer lending dan modal ventura), 2 pengaduan merupakan pengaduan sektor pasar modal dan sisanya merupakan pengaduan lainnya.
"Dari total pengaduan konsumen secara walk in termasuk di dalamnya terdapat 212 pengaduan konsumen mengenai investasi terlarangan dan pinjaman online ilegal," terang dia dalam siaran pers.
Walau laporan terhadap Pinjol banyak, masyarakat nan mengakses Pinjol tetap tinggi. Outstanding pinjaman pada bulan September 2024 tercatat sebesar Rp1.127 miliar yaity tumbuh 41,56% YoY, lebih tinggi dibandingkan Juni 2024, ialah Rp1.031 miliar dengan pertumbuhan 29 34% YOY.
“Rekening lender pada posisi September 2024 tercatat sebanyak 27.215 rekening sementara rekening borrower tercatat sebanyak 1.670.539 rekening," terang dia. Sementara itu, TWP 90 (tingkat angsuran macet) pada September 2024 tercatat 2,82%, sedikit turun dibandingkan posisi Juni 2024 ialah 3,01%.
Sejak Januari hingga November 2024, OJK DIY mencatat telah menerima 444 pengaduan konsumen nan disampaikan melalui surat dan diinput pada Aplikasi Portal Pengaduan Konsumen (APPK). Dari pengaduan nan disampaikan melalui surat dan APPK sebanyak 297 merupakan pengaduan sektor perbankan, 134 merupakan pengaduan sektor IKNB, dan sisanya merupakan pengaduan di sektor Pasar Modal, Lembaga Jasa Keuangan (LJK} Lainnya maupun Non LJK.
Dari Januari hingga November 2024, OJK DIY juga telah melayani permintaan info debitur Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebanyak 8.246 permintaan nan terdiri dari 8.224 permintaan debitur perorangan dan 22 permintaan debitur badan usaha.
Upaya literasi dan inklusi finansial oleh OJK juga melibatkan support strategis beragam pihak, di antaranya pemerintah wilayah melalui peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) termasuk di dalamnya Organisasi Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) serta stakeholder lainnya, antara lain akademisi dan mitra strategis lainnya.
TPAKD di wilayah Indonesia telah terbentuk seluruhnya ialah sejumlah 38 TPAKD di tingkat provinsi dan 514 di tingkat kabupaten/kota, termasuk di DIY ialah 1 TPAKD tingkat provinsi dan 5 TPAKD tingkat kabupaten/kota. OJK terus mengakselerasi ekspansi akses finansial regional melalui optimasi program-program TPAKD antara lain program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), program Simpanan Pelajar (SimPel), program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), program Laku Pandai dan program Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Perdesaan.
Sejak Januari s.d. November 2024, OJK DIY telah melaksanakan 131 aktivitas edukasi finansial baik nan dilakukan secara offline maupun online dengan total peserta sebanyak 13.642 peserta nan tersebar di wilayah DIY maupun wilayah lainnya di Indonesia.
Media sosial IG OJK DIY @ojk_jogja sebagai saluran media komunikasi digital nan menginformasikan konten mengenai edukasi finansial kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan OJK DIY lainnya, telah memublikasikan sebanyak 937 konten dengan jumlah followers sebanyak followers 10.157 posisi November 2024.
OJK DIY juga terus mendukung program literasi dan inklusi finansial secara masif dalam rangka pencapaian sasaran literasi dan inklusi finansial nasional, baik melalui aktivitas tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) Imsku.ojk.go.id serta media sosial," terang dia. (H-2)