ARTICLE AD BOX

BANJIR air laut pasang (rob) tetap merendam sejumlah wilayah di Pantura Brebes-Rembang, Jawa Tengah Senin (13/1), penduduk mengalami kesulitan dan ekonomi nyaris lumpuh serta lalulintas tersendat akivat jalur Pantura Semarang-Demak kembali terendam.
Pemantauan Media Indonesia Senin (13/1) sejumlah wilayah di Pantura Jawa Tengah seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang dan Demak tetap terendam banjir rob dengan ketinggian 0,2-1,5 meter, bagian jalur Pantura Semarang-Demak sejak awal hari kembali terendam banjir dengan ketinggian 20-50 centimeter mengakibatkan lalulintas tersendat hingga beberapa kilometer.
Dampak cukup terasa akibat banjir rob nan mulai datang pukul 19.00 WIB tersebut, penduduk berada di wilayah pesisir Pantura Jawa Tengah mengalami kesulitan lantaran perekonomian nyaris lumpuh dengan ikut terendamnya sejumlah ruas jalan, pasar, tempat pelelangan ikan (TPI), komplek pertokoan dan sejumlah sekolah serta perkantoran.
"Meskipun gelombang tidak terlalu tinggi, tetapi bekaran kesulitan menambatkan hapal dan menjual hasil tangkapan lantaran TPI terendam banjir," ujar Sugimin50, nelayan di Wedung, Kabupaten Demak.
Demikian juga diungkapkan Anshori, nelayan di Klidang Lor, Kabupaten Batang bahwa akibat terendam rob sejumlah TPI tutup dan tidak melakukan aktivitas pelelangan, sehingga hasil tangkapan nelayan terpaksa dibawa dan dijual sendiri ke pasar alias tengkulak nan langsung mendatangi nelayan, sehingga nilai ikan dihargai rendah.
Selain itu pedagang di sejumlah pasar tradisional seperti pasar di Demak mengeluhkan kondisi pasar nan terendam banjir rob seperti Pasar Sayung Pasar Gebang dan Wedung, selain cemas banyak dagangan rusak juga sunyi pembeli lantaran engdan berangkat ke pasar. "Biasanya dagangan sudah lenyap pada pukul 09.00 WIB, tetapi sekarang hingga siang tidak terjual," ujar Tuminah,60, pedagang sayuran di Pasar Sayung.
Keluhan serupa diungkapkan Ashar,53, pengemudi pikulan peralatan di Semarang bahwa akibat banjir rob ini transportasi pengirim peralatan terganggu, selain setiap hari kudu melintasi banjir di Sayung, juga tersendat apalagi macet cukup lama juga kendaraan sigap rusak akibat terendam air asin. "Setiap hari saya kirim peralatan paket ke Demak dan Kudus, terpaksa kudu melewati rob," imbuhnya.
Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Doni Prastio mengatakan air laut pasang (rob) dengan ketinggian 90-100 centimeter di perairan utara Jawa Tengah, tetap ayan berjalan hingga beberapa hari kedepan setiap pukul 19.00-23.00 WIB, sehingga dampaknya banjir rob berpotensi merendam sejumlah wilayah di pesisir Pantura.
Banjir Rob ini, lanjut Doni Prastio, mengganggu aktivitas penduduk di pesisir Pantura seperti transportasi, bongkar muat peralatan di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam, sehingga penduduk di area ini untuk waspada dengan kemungkinan banjir lebih besar, mengingat cuaca ekstrem juga tetap terjadi menyebabkan sungai meluap.
Selain itu akibat banjir rob ini, Polres Pemalang memberikan support sembako kepada ratusan family di Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, lantaran banjir rob merendam rumah penduduk tersebut menjadikan penduduk kesulitan untuk beraktivitas serta mengalami keterpurukan ekonomi.
"Semoga support sembako nan tidak seberapa ini auan dapat meringankan beban penduduk akibat terendam banjir rob," kata Kepala Polres Pemalang Ajun Komisaris Besar Eko Sunaryo.
Kondisi rob di Bandengan, Kabupaten Kendal nan sudah sepuluh tahun berjalan hingga sekarang tetap tetap merendam hingga menyulitkan nelayan maupun penduduk umumnya, lantaran setiap hari saat rob meningkat penduduk keluar masuk desa kudu melintasi banjir dengan ketinggian hingga 75 centimeter, termasuk anak-anak sekolah tanpa sepatu menuju ke sekolah nan juga terendam. (H-2)