ARTICLE AD BOX
STASIUN Meteoloroli Kelas II Yogyakarta meminta agar masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode hingga tiga hari ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono dalam rilis tertulisnya, Senin (23/12) menjelaskan pada hari Selasa (24/12), Rabu (25/12) dan Kamis (26/12) alias selama tiga hari ke depan, berpotensi terjadi hujan deras dan cuaca ekstrem nan dapat menimbulkan musibah hidrometeorologi nan berupa banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan petir.
"Masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan nan berpotensi menimbulkan musibah hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir," kata Warjono.
Terlebih, jelasnya, masyarakat nan tinggal alias beraktivitas di lokasi-lokasi alias wilayah nan rawan musibah hidrometeorologi. Menurut Warjono lagi, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Selasa (23/12) dimungkinkan terjadi di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupateb Kulon Progo, Kabupaten Bantul bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan utara.
Sedangkan pada Rabu (25/12) potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat terjadi di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian utara dan tengah.
"Pada Kamis (26/12) hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dimungkinkan terjadi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman. Kabupaten Kulon Progo baguan utara, Kabupaten Bantul bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian utara," kata Warjono.
Menurut dia, prakiraan itu dilandasi dengan hasil kajian dinamika atmosfet terkini. Warjono menyebutkan, Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya tropical depression di Laut Tiongkok Selatan di bagian utara Pulau Kalimantan dan adanay bibit Siklon Tropis 98S di Samudera Hindia di Selatan Pulau Jawa nan membentuk wilayah pertemuan angin alias kovergensi di sebagian besar wilayah Jawa termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia dari Stasiun Meteorologi Yogyakarta, terpantau adanya shearline alias belokan angin di atas Pulau Jawa ditambah lagi dengan hangatnya suhu permukaan air laut di sekitar perairan Jawa menunjukkan adanya potensi penambahan massa uap air nan dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan. (H-2)