Bskdn Kemendagri Soroti Pentingnya Kerjasama Media Untuk Perkuat Inovasi Daerah

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
BSKDN Kemendagri Soroti Pentingnya Kerjasama Media untuk Perkuat Inovasi Daerah Kepala BSKDN Kemendagri, Yusharto Huntoyungo (keempat dari kanan) berbareng Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar (kelima kanan) saat menerima audiensi Media Indonesia di instansi BSKDN Kemendagri Jakarta, Kamis (13/3).(MI/Devu)

BADAN Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) menekankan program penemuan wilayah sebaiknya dilembagakan untuk mencegah terputusnya penemuan pasca pergantian kepala daerah. 

“Jangan sampai inivasi wilayah mengalami kemunduran, maka kondisi seperti ini mensyaratkan agar penemuan itu sebaiknya dilembagakan ke dalam suatu patokan sehingga sekalipun kepala wilayah berganti, program inovatif itu tetap dapat diteruskan,” kata Kepala BSKDN Kemendagri, Yusharto Huntoyungo, saat menerima kunjungan Media Indonesia di ruang Command Center BSKDN Jakarta pada Kamis (13/3).  

Yusharto menjelaskan bahwa wilayah nan semula cukup inovatif lantaran dipimpin oleh kepala wilayah nan visioner, kudu dipertahankan apalagi ditingkatkan. Dia juga mendorong beragam wilayah untuk meningkatkan capaian indeks penemuan melalui pendekatan kolaboratif dan inovatif. 

Selain itu, Yusharto berambisi melalui kerjasama dengan Media Indonesia, pihaknya bisa lebih mudah untuk mengadvokasikan dan memperluas info beragam rumor mengenai penemuan nan telah melangkah di beragam wilayah agar terus dilanjutkan oleh kepala wilayah nan baru. 

“Kami minta dengan kerja sama dengan Media Indonesia, bisa membantu untuk mengintensifkan pemberitaan berikut info tentang penemuan nan telah ada. Sekarang tetap awal tahun, kita bakal menginformasikan hasil dari penemuan setiap wilayah kepada para kepala daerah,” kata Yusharto.

Lebih jauh, Yusharto bakal menyampaikan poin-poin tertentu nan bakal menjadi perhatian unik bagi kepala wilayah baru untuk meningkatkan indeks inovasi, khususnya pada wilayah dengan skor penemuan rendah. Dia juga berambisi beragam program penemuan nan sudah ada dapat dilanjutkan dan didukung oleh program baru nan mereka bawa.  

“Dari seluruh kepala daerah, hanya sekitar 20% kepala wilayah petahana, sementara 80% nan lain itu adalah baru. Sehingga kita mempunyai tantangan untuk menjaga jangan sampai momentum penemuan nan sudah terbentuk sebelumnya itu menjadi berakhir lantaran adanya pergantian kepemimpinan,” tegasnya. 

Selain itu, Yusharto juga menyoroti ketimpangan aksesibilitas di beragam wilayah khususnya wilayah Indonesia Timur nan berpengaruh pada keahlian dalam berinovasi. Untuk menciptakan kesetaraan pada gelaran Innovative Government Award (IGA) 2025 mendatang, penghargaan penemuan bakal kembali digolongkan menjadi 4 kategori wilayah.

“Untuk melakukan penilaian penemuan daerah, kami bakal kategorisasikan ke dalam empat wilayah nan lain ialah Kalimantan dan Sulawesi nan berada dalam satu kategori, dan utamanya pulau Nusa Tenggara, pulau Jawa, dan pulau Sumatera. Masing-masing ini bakal ada pemerintahan nan dinilai, lantaran selama ini kritik nan kami terima itu penerima awardnya condong itu-itu saja,” tukasnya 

Yusharto berambisi pada gelaran Innovative Government Award (IGA) 2025, Media Indonesia dapat ikut andil untuk terlibat secara intensif baik secara penilaian hingga publikasi pemberitaan mengenai beragam penemuan nan dihasilkan daerah. 
 
“Kami sangat berambisi Media Indonesia sebagai mitra kami nanti, dapat membahas dan menyampaikan berita-berita tentang penemuan alias pengukuran-pengukuran indeks nan lain dengan langkah nan berbeda dan mudah-mudahan audiensnya menjadi luas. Dan dengan begitu, diharapkan bisa menjadi rumor nan diperhatikan di tingkat lokal sehingga kepala wilayah menjadi sadar tentang inovasi,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Abdul Kohar, menyambut baik kerjasama tersebut sebagai salah satu ikhtiar untuk memperluas info tentang pentingnya penemuan di daerah. Menurut Kohar, banyak perihal nan bisa dioptimalkan dalam penyelenggaraan penemuan tingkat lokal. 

“Kami sebagai media mau bertanggung jawab juga untuk gimana membikin info itu bisa lebih jernih, dapat diakses lebih luas dan menjadi faedah untuk beragam stakeholders di daerah. Kita bisa beri training kepada kepala desa dan stakeholder lain lampau mempublikasikan beragam penemuan nan sudah dilakukan daerah,” kata Kohar. (P-4)