ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Indonesia sudah memulai pembangunan ekosistem pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) terintegrasi. Nilai investasi dari pabrik raksasa itu mencapai mencapai US$ 5,9 miliar alias setara Rp 96,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$).
Proyek ekosistem baterai terintegrasi hulu-hilir tersebut dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China ialah Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) nan merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho membeberkan, di sisi hilirnya ialah pabrik sel baterai nan dibangun di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), ditargetkan sudah bisa mulai operasi pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
"(Off-taker) baru kita bisa beri info secara resmi setelah pabriknya beroperasi. Which is pertengahan tahun depan Insya Allah," katanya, dikutip Senin (7/7/2025).
Kelak, produk sel baterai nan dihasilkan melalui pabrik tersebut sebagiannya bakal diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, India, China, apalagi Amerika Serikat (AS). "Ada. Jadi sudah ada beberapa off-taker langsung. Banyak nan ada di Indonesia. Ada juga nan pasar untuk ekspor," ujarnya tanpa menunjukkan nama-nama perusahaan nan bakal dipasok.
Yang terang, untuk porsi ekspor mencapai sekitar 30%. Sisanya, kata Toto, bakal dipasok untuk kebutuhan domestik. "Nanti kita lihat. Kalau kita lihat dengan kondisi nan sekarang, diekspor sekitar 30-an%. Tapi kelak pasti berubah-ubah tahun ke tahun," bebernya.
"Jadi kita tidak hanya ke satu negara saja, tapi ke beragam negara juga. Bagusnya untuk baterai EV ini, perkembangan utama itu di Cina, Amerika, sama Eropa. Timur Tengah juga mulai berkembang. nan ada nikel ya Alhamdulillah Indonesia. Jadi itu nan tugas negara kita untuk bisa meningkatkan," tandasnya.
Proyek Ekosistem Baterai Terintegrasi
Proyek tersebut terdiri dari total enam upaya patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.
Hulu:
JV 1: Proyek pertambangan nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA) kapabilitas produksi nikel saprolite 7,8 juta wet metric ton (wmt) dan limonite 6 juta wmt, total 13,8 juta wmt dengan porsi kepemilikan saham PT Antam sebesar 51% dan CBL sebesar 49%. Proyek ini sudah mulai berproduksi sejak tahun 2023 lalu.
JV 2: Proyek akomodasi pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) PT Feni Haltim (FHT) kapabilitas 88 ribu ton refined nickel alloy per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT Antam sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2027 mendatang.
JV 3: Proyek akomodasi pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO) kapabilitas 55 ribu ton MHP per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT Antam sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.
Hilir:
JV 4: Proyek material baterai nan bakal memproduksi bahan katoda, kobalt sulfat, dan prekursor terner kapabilitas 30 ribu ton Li-hydroxide berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.
JV 5: Proyek sel baterai PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC). Proyek ini terbagi menjadi fase 1 dengan kapabilitas 6,9 GWh/tahun dan fase 2 kapabilitas 8,1 GWh/tahun, total kapabilitas 15 GWh/tahun. Adapun, porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2026 mendatang untuk fase 1, dan pada tahun 2028 mendatang untuk fase 2.
JV 6: Proyek daur ulang baterai berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kapabilitas 20 ribu ton logam/tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT IBC sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan tahun 2031 mendatang.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilanjut Huayou, Proyek Baterai EV RI Siap Groundbreaking Agustus 2025