Prabowo Usul South-south Economic Compact Di Brics, Apa Itu?

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, librosfullgratis.com - Presiden Prabowo Subianto mengusulkan inisiatif 'South-South Economic Compact' dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu waktu setempat. Hal ini disampaikan pada sesi kedua pleno KTT mengenai multilateralisme, finance dan AI.

"Bapak presiden sempat mengusulkan South-South Economy Compact," kata, Wakill Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Tata), saat memberikan keterangan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Senin (7/7/2025).

Tata mengatakan bahwa inisiatif itu bermaksud agar negara BRICS menjadi motor dan pemberi akses lebih luas di negara global south. Global South merujuk pada negara-negara di seluruh bumi nan masuk golongan berkembang, kurang berkembang, alias terbelakang.

Dalam kesempatan itu, Tata juga menjelaskan pembahasan nan dilakukan pada hari pertama penyelenggaraan BRICS itu mengenai situasi bumi nan tidak menentu. Menurutnya banyak pelanggaran norma internasional nan terjadi, dimana sistem multilateral semakin tidak dipatuhi dan tidak dianggap.

"Di sini tujuannya adalah negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses nan lebih luas kepada negara-negara dunia south untuk perdagangan, untuk juga mengintegrasikan perekonomiannya untuk menjadi bagian dari supply chain," jelasnya.

"Jadi salah satu isuyang sangat banyak diangkat oleh negara-negara personil adalah pentingnya BRICS mengambil kepemimpinan untuk dunia south, agar bisa mendorogn reform sistem multilateral," kata Tata.

"Dalam perihal ini diharapkan BRICS bisa berasosiasi menyatukan negara-negara dunia south untuk terus mengingatkan bahwa norma internasional dan sistem multilateral dibutuhkan oleh negara berkembang untuk bisa menciptakan situasi kondusif untuk pembangunan," tambahnya.

Pada kesempatan nan sama, Menteri Koordinator bagian Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo mendorong penguatan kemitraan ekonomi antar negara-negara global south serta memperluas pemanfaatan New Development Bank (NDB). NDB merupakan sebuah lembaga finansial nan dibentuk oleh negara-negara personil BRICS .

"Ini kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat krusial dan diharapkan bahwa pemanfaatan dari NDB bisa ditingkatkan," katanya.

Airlangga juga menyatakan kesiapan untuk berasosiasi secara aktif di NDB. Supaya Indonesia dapat mengakses pembiayaan pembangunan nan sejalan dengan agenda transformasi hijau dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dilaporkan juga, NDB sudah menjalankan beberapa proyek seperti clean energy, infrastruktur, hingga proyek berangkaian sustainability dan hijau. Setidaknya ada 120 proyek dengan nilai US$ 39 miliar (sekitar Rp 633 triliun).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Prabowo Minta Koruptor Kembalikan Curian: Kita Cari Cara nan Gak Malu